Senin, 21 Juni 2010

HIDUP Kita di Tangan TUHAN..

Seorang pria duduk dan mengamati sebuah kepompong yang mulai berlubang kecil. Calon kupu-kupu di dalamnya tampak berjuang keras berjam-jam untuk mendorong tubuhnya keluar melalui celah kecil tersebut.


Sepertinya usaha tersebut sia-sia, tidak ada perkembangan yang berarti. Seolah-olah usaha si bakal kupu-kupu sudah mencapai titik akhir, tak bisa berlanjut lagi.

Itu sebabnya, pria tadi memutuskan untuk membantu si kupu-kupu. Ia mengambil gunting dan membuka kepompong, sehingga kupu-kupu itu keluar dengan sangat mudah. Namun, apa yang terjadi? Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang tidak berkembang.

Sang pria terus memerhatikan dan berharap bahwa tak lama lagi sayap kupu-kupu kecil itu akan terbuka dan berkembang hingga kuat mendukung tubuhnya. Sayang, harapannya tidak terjadi! Kenyataannya, kupu-kupu itu justru harus merayap seumur hidupnya dengan tubuh yang lemah dan sayap yang terlipat. Akhirnya, kupu-kupu itu malah sama sekali tidak pernah terbang.

Pria itu tak habis pikir, mengapa segala kebaikan dan niat baiknya tak membantu si kupu-kupu? Ia tak mengerti bahwa saat seekor calon kupu-kupu berjuang keluar dari kepompong, ia akan mengeluarkan seluruh cairan dari tubuhnya yang membuat sayapnya berkembang dan siap terbang begitu keluar dari kepompong, sesuai yang sudah ditentukan Tuhan.

Bukankah banyak peristiwa dalam hidup ini serupa dengan cerita diatas? Sebagai contoh, kita mengenal istilah “anak gampang” untuk menunjuk anak yang hidupnya serba gampang. Apa yang dibutuhkan selalu tersedia dengan melimpah. Ia tidak pernah kesulitan memperoleh sesuatu. Akibatnya, setelah dewasa, si anak menjadi orang yang mudah menyerah saat menghadapi kesulitan atau hambatan. Atau, ada juga istilah “pengusaha karbitan”, yakni pengusaha yang besar karena fasilitas dari penguasa atau KKN. Jika kemudahan tak ada lagi, perusahaannya tidak bisa bertahan.

Demikian juga iman kristiani. Orang percaya yang makin tangguh. Hidupnya akan dipenuhi syukur kepada Tuhan, “Sang Guru Kehidupan”. Ya, kerap kali perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Hidup yang tanpa cobaan, tak akan melatih kita untuk menjadi pribadi yang kuat. Bisa-bisa , kita menjadi seperti kupu-kupu yang tidak pernah terbang itu.

Saat kita meminta kekuatan… Tuhan memberi kita kesulitan agar kita menjadi kuat.
Saat kita meminta kebijaksanaan …Tuhan member kita masalah-masalah yang harus dipecahkan.
Saat kita meminta kemakmuran … Tuhan memberi kita otak dan kekuatan untuk bekerja.
Saat kita meminta cinta … Tuhan memberikan orang-orang yang sedang dalam kesulitan untuk kita bantu.
Saat kita meminta pertolongan … Tuhan member kita kesempatan.
Saat kita meminta kesabaran … Tuhan memberikan orang-orang ‘sulit’ disekitar kita.
Kita tidak selalu menerima apa yang kita inginkan … tetapi kita selalu menerima apa yang kita butuhkan. Jalanilah hidup ini tanpa rasa takut, hadapilah semua masalah, dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi segala hal dengan pertolonganNya. Bukankah kita ingin menjadi kupu-kupu yang bisa terbang?? Selamat belajar terbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar